Saturday, Nopember
24
th 2012
This evening, the
rain falls are very storm. I and TPA children are meeting in the Jabal Nur
mosque. I tell about Gaza’s miracle children. It is a short story but give us a
bomb spirit. Seeing they are very happy, I am affected. Really, the Gaza’s
children are very wonderful. Japanese said “Sugoi..!” about it. Why? The Gaza’s
children memorize early the Holy Qur’an. Masya Allah... [I will imitate them, insyaAllah.. Amiin..]
After I tell the
Gaza’s miracle children, the TPA children makes free handwriting. Like a short
story. Muhammad Taufik Hidayat is thirdteen years old, class six on the
elementary school, tell about Palestine vs Israel. His story like this..
[ hmm.. in Indonesian, okay? J ]
Palestina vs Israel
Pada suatu hari di
benua Asia di bagian barat terdapat 2 negara yang berperang sampai sekarang
belum selesai. Dua negara itu bernama Palestina dan Israel. Kedua negara
tersebut sampai sekarang perang terus. Dan pada suatu hari ada ibu (warga Palestina) yang mempunyai anak.
Anak itu masih bayi. Dan selagi ibu itu menggendong (sang bayi), kedua orang tersebut ditembak (oleh tentara Israel) hingga meninggal. Selagi (setelah) meninggal, tentara Israel tersebut menghancurkan beberapa
masjid. Dan selain masjid, juga merampas harta orang Palestina. Semuanya dirampas.
Tetapi anak-anak Palestina tidak menyerah. Mereka melempari (tentara Israel) dengan batu dan juga
menggunakan ketapel. Mudah-mudahan cepat merdeka (untuk Palestina). Amien!
[ my coment in Indonesian too.. J ]
Topik -begitu biasa
kami memanggil Muhammad Taufik Hidayat ini- menuliskan cerita ini setelah
mendapat inspirasi dari berita terkini kondisi Gaza palestina ketika beberapa
hari yang lalu diserang roket Israel [saya
sengaja tidak menyebut ‘negara’ untuk Israel karena jelas sampai kapan pun kita
tidak akan mengakui keberadaan Israel yang telah merampas tanah suci Palestina,
tanah wakaf umat Islam, bumi para nabi] yang mengakibatkan anak-anak Gaza
meninggal. Selain itu, Topik juga
terinspirasi dari novel SintaYudisia “Rinai”, the book’s his lovely’s sister.
Hm, his lovely’s sister is my lovely’s friend in my village.. J
Sebelum menuliskan
cerita itu, Topik memang sempat cerita panjang lebar kepada saya tentang
Palestina, Israel, dan anak-anak Palestina. Seperti biasa, Topik bercerita
dengan semangat menggebu-gebu hingga membuat susunan kata yang diucapkan kadang
tidak beraturan dan kurang tepat. Mirip dalam tulisan cerita tadi. Right? Tapi,
ini tidak mengurangi rasa berkesan saya pada hasil karya Topik tersebut.
Mengingat saya tahu latar belakang kehidupan Topik dan keluarga, karyanya ini
merupakan surprise bagi saya. Apalagi
lingkungan tempat tinggal yang masih jauh dari kepedulian terhadap kondisi umat
Islam di dunia. Sesuai janji, insyaAllah saya
akan memberikan hadiah buat penghargaan atas karya Topik itu.
Hal yang membuat
saya semakin terkesan dengan tulisan Topik adalah ia menambahkan gambar orang
Palestina sedang melempari batu kepada Israel di halaman berikutnya usai
menuliskan cerita. Di sana digambarkan tentara Israel dengan senapannya menembak
orang Palestina yang bersembunyi di balik tembok. Orang Palestina itu membalas
tentara Israel dengan melempari batu. Benar-benar perseteruan senjata yang
tampak tidak seimbang. Tapi, seperti halnya orang Palestina, kita yakin bahwa
kekuatan lemparan batu itu sesungguhnya dari Allah swt. “...wamaa ramaita idzramaita wa laakinnallaaha ramaa...”, ...dan bukan
kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah lah yang melempar.. [QS.
Al-Anfal: 8]. Maka, tidak heran jika tentara Israel yang memiliki senjata
canggih sekalipun, sangat ketakutan terhadap keberanian anak-anak Palestina
yang melawan mereka dengan batu.
Selain gambar tadi,
juga ada pesawat tempur Israel yang melintasi langit warga Palestina,
memuntahkan bomnya mengenai warga Palestina. Pekikan takbir “Allahu Akbar”
membasahi lisan warga Palestina itu, menggema di bumi suci tempat mereka
berpijak. Ini mengingatkan saya pada ucapan Syaikh Izzuddin Al-Qassam ketika
melakukan perlawanan terhadap militer Inggris, sekutu Israel. “Kami tak pernah menyerah. Seluruh sisa umur
dan hidup saya hanya untuk jihad di jalan Allah”, tegasnya. “Wahai saudaraku, kita semua akan menemukan
hidup sempurna, yaitu mati syahid. Tujuan kami, menghancurkan jantung kaum
Zionis dan Inggris, yang sekarang menjarah negeri Palestina. Kami akan terus
mengumandangkan takbir “Allahu Akbar”, sampai tanah suci Palestina merdeka dari
para penjajah”, lanjutnya.
Your story and
picture are very wonderful, my little brother.. It’s very good, Topik..
We hope,
insyaAllah.., we always love Palestine.., forever...
Let’s pray and do
what we can do for them until freedom for Palestine..
Amiin..
Muharram 1434 H with love,
-AmaH-